• Cluster II
  • Imunisasi DPT: Perlindungan Esensial terhadap Difteri, Pertusis, dan Tetanus

Imunisasi DPT: Perlindungan Esensial terhadap Difteri, Pertusis, dan Tetanus

Imunisasi DPT (Difteri, Pertusis, dan Tetanus) merupakan salah satu vaksinasi wajib dalam program imunisasi dasar anak di Indonesia dan dunia. Vaksin ini bertujuan melindungi anak dari tiga penyakit berbahaya yang dapat mengancam jiwa, terutama pada usia balita. Berikut penjelasan lengkap tentang imunisasi DPT, manfaatnya, jadwal pemberian, serta hal-hal penting yang perlu diketahui orang tua.

Apa Itu Imunisasi DPT?

DPT adalah vaksin kombinasi yang mengandung antigen untuk melawan tiga penyakit:

  1. Difteri: Infeksi bakteri Corynebacterium diphtheriae yang menyerang saluran pernapasan, menyebabkan selaput tebal di tenggorokan, demam, dan berpotensi memicu gagal napas atau kerusakan jantung.
  2. Pertusis (Batuk Rejan): Disebabkan bakteri Bordetella pertussis, penyakit ini ditandai batuk parah berkepanjangan yang bisa mengakibatkan pneumonia, kejang, atau kematian pada bayi.
  3. Tetanus: Infeksi bakteri Clostridium tetani yang masuk melalui luka terbuka. Toksinnya menyerang saraf, menyebabkan kekakuan otot, kejang, dan kematian jika tidak ditangani.

Jadwal Imunisasi DPT

Berdasarkan rekomendasi Kementerian Kesehatan RI dan WHO, imunisasi DPT diberikan dalam beberapa tahap:

  • DPT dasar: 3 dosis, dimulai saat bayi berusia 2 bulan (dosis 1), 3 bulan (dosis 2), dan 4 bulan (dosis 3).
  • Booster: Dosis lanjutan (DPT atau DPT-HB-Hib) diberikan pada usia 18 bulan dan 5–7 tahun (program BIAS di sekolah).
  • DT (Difteri-Tetanus): Booster tambahan diberikan pada remaja (11–12 tahun) dan dewasa setiap 10 tahun.

Jenis Vaksin DPT

  1. DPT Whole-Cell: Mengandung bakteri pertusis utuh yang dinonaktifkan. Efektif, tetapi berisiko menimbulkan efek samping seperti demam ringan.
  2. DPaT (Acellular): Menggunakan komponen pertusis yang dimurnikan, sehingga lebih minim efek samping. Biaya lebih tinggi, sering digunakan di negara maju.
  3. Kombinasi: DPT sering dikombinasikan dengan vaksin lain, seperti hepatitis B dan Hib (DPT-HB-Hib), untuk mengurangi jumlah suntikan.

Efek Samping yang Mungkin Terjadi

Sebagian anak mengalami reaksi ringan setelah imunisasi DPT, seperti:

  • Demam rendah (37,5–38,5°C).
  • Kemerahan atau bengkak di area suntikan.
  • Rewel atau lemas selama 1–2 hari.
    Efek samping berat (misalnya kejang atau syok anafilaksis) sangat jarang terjadi. Orang tua dianjurkan memantau kondisi anak dan konsultasi ke dokter jika gejala tidak kunjung membaik.

Kontraindikasi dan Pertimbangan Khusus

Imunisasi DPT perlu ditunda atau diganti dengan vaksin DT jika anak:

  • Memiliki riwayat alergi parah terhadap komponen vaksin.
  • Mengalami gangguan saraf berat setelah dosis sebelumnya.
  • Sedang sakit berat atau demam tinggi (>38°C).

Mengapa Imunisasi DPT Penting?

  1. Mencegah Wabah: Difteri dan pertusis masih menjadi ancaman di Indonesia. Misalnya, KLB difteri terjadi pada 2017 dengan 600 kasus di 20 provinsi.
  2. Melindungi Bayi yang Rentan: Bayi di bawah 6 bulan belum bisa divaksinasi lengkap, sehingga kekebalan komunitas (herd immunity) dari anak yang diimunisasi membantu mengurangi penularan.
  3. Mengurangi Risiko Kematian: WHO menyatakan vaksin DPT dapat mencegah 2–3 juta kematian anak setiap tahun.

Mitos vs Fakta Seputar DPT

  • Mitos: Vaksin DPT menyebabkan autisme.
    Fakta: Tidak ada bukti ilmiah yang menghubungkan vaksin DPT dengan autisme. Penelitian besar telah membantah klaim ini.
  • Mitos: Penyakit difteri dan tetanus sudah punah.
    Fakta: Keduanya masih ada, terutama di daerah dengan cakupan imunisasi rendah.

Peran Orang Tua dan Masyarakat

Orang tua perlu:

  • Mematuhi jadwal imunisasi dari tenaga kesehatan.
  • Melaporkan efek samping ke fasilitas kesehatan terdekat.
  • Tidak termakan hoaks seputar vaksin.

Pemerintah dan petugas kesehatan juga bertanggung jawab memastikan ketersediaan vaksin serta edukasi yang akurat kepada masyarakat.

Kesimpulan

Imunisasi DPT adalah investasi kesehatan jangka panjang untuk melindungi anak dari tiga penyakit mematikan. Dengan cakupan imunisasi tinggi, Indonesia dapat menekan angka kesakitan dan kematian akibat difteri, pertusis, dan tetanus. Kolaborasi antara keluarga, tenaga medis, dan pemerintah menjadi kunci terciptanya generasi sehat dan produktif.

Dengan memahami manfaat dan prosedur imunisasi DPT, orang tua diharapkan tidak ragu memberikan perlindungan terbaik bagi buah hati. Selalu konsultasikan jadwal dan jenis vaksin dengan dokter atau posyandu terpercaya!

Share the Post:

Related Posts