• Cluster II
  • Hal yang Perlu Diperhatikan Saat Menggunakan Soft Lens

Hal yang Perlu Diperhatikan Saat Menggunakan Soft Lens

Soft lens atau lensa kontak lunak menjadi pilihan banyak orang karena kenyamanan dan tampilan alaminya. Namun, penggunaannya tidak bisa sembarangan. Jika tidak diperhatikan, lensa kontak justru berisiko menyebabkan iritasi, infeksi, atau gangguan penglihatan. Agar tetap aman, berikut hal-hal penting yang perlu Anda ketahui sebelum dan selama menggunakan soft lens.

1. Kebersihan dan Perawatan yang Tepat

Kunci utama penggunaan soft lens adalah menjaga kebersihan. Selalu cuci tangan dengan sabun antibakteri sebelum menyentuh lensa. Hindari menggunakan air keran atau saliva untuk membersihkan lensa karena berisiko terkontaminasi bakteri. Gunakan cairan pembersih khusus lensa kontak dan ganti wadah penyimpanan setiap 3 bulan. Pastikan lensa benar-benar kering atau direndam dalam cairan saat tidak digunakan.

2. Teknik Pemasangan dan Pelepasan

Memasang atau melepas lensa kontak harus dilakukan dengan teknik yang benar. Jangan menusuk lensa terlalu dalam ke mata, dan hindari kuku panjang yang bisa merusak permukaannya. Jika lensa terlipat atau bergeser, jangan panik. Keluarkan lensa perlahan, bersihkan, lalu pasang kembali.

3. Resep dan Ukuran yang Tepat

Penggunaan soft lens wajib berdasarkan resep dokter mata. Lensa dengan ukuran atau tingkat ketebalan yang tidak sesuai bisa menyebabkan mata kering, penglihatan kabur, atau ketidaknyamanan. Jangan menggunakan lensa milik orang lain meskipun dianggap “cocok”.

4. Jadwal Pemakaian

Soft lens memiliki batas waktu pemakaian, baik harian, dua mingguan, atau bulanan. Jangan memakai lensa melebihi durasi yang disarankan. Hindari juga tidur dengan lensa kontak karena mengurangi pasokan oksigen ke kornea, kecuali lensa tersebut dirancang khusus untuk pemakaian malam hari.

5. Kenali Tanda Masalah

Segera lepas lensa jika mata terasa perih, merah, berair, atau penglihatan mendadak kabur. Gejala ini bisa menjadi tanda infeksi seperti konjungtivitis atau ulkus kornea. Jangan abaikan rasa tidak nyaman kecil sekalipun—konsultasikan ke dokter mata jika gejala tidak membaik dalam 24 jam.

6. Perlindungan UV Tambahan

Beberapa soft lens dilengkapi lapisan pelindung UV. Meski begitu, tetap gunakan kacamata hitam saat beraktivitas di luar ruangan untuk melindungi mata dari paparan sinar matahari langsung. Radiasi UV jangka panjang dapat meningkatkan risiko katarak atau degenerasi makula.

7. Kontrol Rutin ke Dokter Mata

Meski tidak ada keluhan, lakukan pemeriksaan mata setidaknya setahun sekali. Kondisi mata bisa berubah seiring waktu, dan dokter perlu memastikan lensa kontak masih sesuai dengan kebutuhan Anda.

8. Faktor Lingkungan

Hindari penggunaan lensa kontak di lingkungan berdebu, berangin, atau saat berenang. Air kolam atau laut mengandung mikroorganisme yang berpotensi menyebabkan infeksi. Jika mata terasa kering akibat AC atau cuaca panas, gunakan tetes mata bebas pengawet yang aman untuk pemakai lensa kontak.

9. Penggantian Teratur

Jangan mengulur waktu penggantian lensa. Soft lens yang sudah melebihi masa pakai cenderung menumpuk protein dan bakteri, meski sudah dibersihkan. Ganti lensa sesuai jadwal dan jangan mencoba memperpanjang masa pakai dengan alasan menghemat.

10. Pilih Produk Berkualitas

Tidak semua soft lens di pasaran aman. Pastikan produk telah terdaftar di lembaga kesehatan resmi dan dibeli dari penyedia terpercaya. Hindari lensa dekoratif (circle lens) yang tidak memiliki izin edar—lensa ini sering kali terlalu tebal dan mengganggu kesehatan mata.

Kesimpulan
Soft lens memang praktis, tetapi penggunaannya memerlukan disiplin dan kesadaran akan risiko kesehatan. Dengan memperhatikan kebersihan, jadwal pemakaian, dan kontrol rutin ke dokter, Anda bisa menikmati manfaatnya tanpa mengorbankan kesehatan mata. Jika ragu, jangan sungkan berkonsultasi dengan profesional untuk mendapatkan saran yang tepat.

Share the Post:

Related Posts