Penggunaan skincare bermerkuri masih menjadi ancaman serius bagi kesehatan kulit. Merkuri (air raksa) sering disalahgunakan dalam produk pemutih karena mampu menekan produksi melanin secara instan, membuat kulit terlihat lebih cerah dalam waktu singkat. Namun, efek sampingnya sangat berbahaya, mulai dari kerusakan kulit hingga gangguan organ dalam. Berikut ciri-ciri skincare yang mengandung merkuri:
1. Menjanjikan Pemutihan Instan
Produk bermerkuri biasanya mengklaim dapat mencerahkan kulit secara drastis dalam hitungan hari. Ini berbeda dengan skincare berbahan aman yang membutuhkan waktu mingguan hingga bulanan untuk menunjukkan hasil. Merkuri menghambat melanin dengan cepat, tetapi efeknya bersifat sementara dan merusak.
2. Tekstur dan Warna Tidak Wajar
Skincare bermerkuri seringkali memiliki tekstur tidak konsisten, seperti terlalu cair, berminyak, atau bergumpal. Warnanya mungkin terlihat keabu-abuan atau keperakan akibat reaksi kimia merkuri. Beberapa produk juga meninggalkan noda gelap pada kemasan atau kulit saat digunakan.
3. Aroma Menyengat atau Logam
Bau menyengat seperti bahan kimia atau logam bisa menjadi tanda kandungan merkuri. Skincare alami atau berbahan aman umumnya memiliki aroma lembut atau tanpa wewangian.
4. Kemasan Tidak Resmi dan Label Samar
Produk ilegal seringkali dijual tanpa izin BPOM (Indonesia) atau FDA (AS). Cek kemasan untuk memastikan ada logo registrasi resmi. Kandungan merkuri mungkin disembunyikan dengan istilah seperti mercurous chloride, calomel, atau simbol “Hg”. Hindari produk yang tidak mencantumkan daftar bahan lengkap.
5. Harga Terlalu Murah atau Pemasaran Ilegal
Skincare bermerkuri sering dijual di pasar gelap, platform online tidak terpercaya, atau melalui pesan pribadi. Harga yang jauh di bawah pasaran juga patut diwaspadai, mengingat proses produksi ilegal biasanya minim kontrol kualitas.
6. Efek Samping setelah Pemakaian
Kulit mungkin mengalami iritasi, kemerahan, gatal, atau panas segera setelah penggunaan. Dalam jangka panjang, merkuri menyebabkan kulit menjadi tipis, muncul bercak gelap (hiperpigmentasi), dan risiko kerusakan ginjal atau saraf.
Apa yang Harus Dilakukan?
- Hentikan Pemakaian: Jika mengalami gejala mencurigakan, segera hentikan penggunaan.
- Periksa Ke BPOM: Pastikan produk terdaftar di situs resmi BPOM atau badan pengawasan setempat.
- Konsultasi Dokter: Jika terpapar merkuri, konsultasikan dengan dokter untuk detoksifikasi dan perawatan kulit aman.
Penutup
Kesehatan kulit harus diutamakan daripada hasil instan. Pilih produk dengan uji klinis jelas dan hindari godaan “pemutihan kilat”. Selalu waspadai ciri-ciri di atas, dan ingat: skincare aman tidak akan mengorbankan kesehatan tubuh Anda.