Di tengah maraknya tren kuliner, minuman kekinian seperti boba milk tea, kopi susu kekinian, dan soda dengan topping beragam menjadi favorit banyak kalangan, terutama generasi muda. Namun, di balik kenikmatannya, tersimpan risiko kesehatan serius, termasuk peningkatan kasus gagal ginjal. Bagaimana hal ini bisa terjadi?
Tinggi Gula: Pemicu Diabetes dan Obesitas
Minuman kekinian kerap mengandung gula berlebihan, bahkan melebihi batas harian yang direkomendasikan WHO (25 gram). Konsumsi gula tinggi berkepanjangan dapat memicu resistensi insulin, diabetes, dan obesitas—faktor risiko utama penyakit ginjal. Ginjal bekerja ekstra menyaring kelebihan gula dalam darah, dan kerusakan pembuluh darah akibat diabetes mempercepat penurunan fungsi ginjal.
Aditif Kimia dan Beban Ginjal
Pewarna, perasa buatan, dan pengawet dalam minuman ini juga menjadi ancaman. Zat seperti fosfat dalam sirup atau topping buatan dapat menumpuk di ginjal, memicu pembentukan batu ginjal atau kerusakan jaringan. Studi dalam Journal of the American Society of Nephrology (2017) menyebut konsumsi tinggi aditif kimia berkaitan dengan penurunan fungsi ginjal jangka panjang.
Dehidrasi dan Efek Diuretik
Kandungan kafein dalam minuman seperti kopi atau teh kekinian bersifat diuretik, meningkatkan produksi urine dan risiko dehidrasi. Ginjal yang kurang cairan harus bekerja lebih keras menyaring racun, berpotensi menyebabkan gagal ginjal akut jika terjadi berulang. Dehidrasi juga memicu kristalisasi mineral dalam urine, penyebab utama batu ginjal.
Data Kesehatan yang Mengkhawatirkan
Kementerian Kesehatan RI melaporkan peningkatan 10% kasus gagal ginjal kronis pada usia 15-35 tahun dalam lima tahun terakhir, seiring dengan gaya hidup konsumtif, termasuk kebiasaan minum minuman manis. Data global dari International Society of Nephrology (2023) juga menyoroti negara dengan konsumsi gula tinggi memiliki prevalensi penyakit ginjal lebih besar.
Kurangnya Kesadaran dan Solusi
Minuman kekinian sering dianggap “aman” karena tren dan pemasaran yang menarik. Padahal, konsumsi berlebihan tanpa diimbangi air putih atau pola makan sehat bisa berakibat fatal. Edukasi tentang batas konsumsi gula, pentingnya hidrasi, serta pemeriksaan kesehatan rutin perlu ditingkatkan.
Kesimpulan
Meski nikmat, minuman kekinian bukan tanpa risiko. Moderasi adalah kunci. Beralih ke alternatif sehat seperti infused water, jus buah tanpa gula, atau teh herbal dapat mengurangi beban ginjal. Kesehatan hari ini menentukan kualitas hidup di masa depan—ginjal yang sehat dimulai dari pola konsumsi yang bijak.
Dengan memahami dampak ini, diharapkan masyarakat lebih kritis memilih asupan, menjaga ginjal sebagai organ vital yang tak tergantikan.