Imunisasi HB0: Perlindungan Dini terhadap Hepatitis B Sejak Lahir

Imunisasi HB0 adalah vaksin Hepatitis B pertama yang diberikan kepada bayi dalam waktu 24 jam setelah lahir. Vaksin ini menjadi langkah krusial untuk mencegah penularan virus Hepatitis B (HBV) yang berpotensi menyebabkan kerusakan hati kronis, sirosis, hingga kanker hati. Di Indonesia, imunisasi HB0 termasuk dalam program imunisasi wajib yang dianjurkan oleh Kementerian Kesehatan RI dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Berikut penjelasan lengkap tentang imunisasi HB0, manfaatnya, serta hal penting yang perlu diketahui orang tua.


Apa Itu Imunisasi HB0?

Imunisasi HB0 adalah dosis pertama vaksin Hepatitis B yang diberikan segera setelah bayi lahir. Vaksin ini mengandung antigen permukaan virus Hepatitis B (HBsAg) yang merangsang sistem imun bayi untuk memproduksi antibodi spesifik. Hepatitis B adalah penyakit infeksi hati yang ditularkan melalui darah atau cairan tubuh, seperti:

  • Penularan dari ibu ke bayi saat persalinan (transmisi vertikal).
  • Kontak dengan darah atau jarum yang terkontaminasi.
  • Penggunaan alat medis atau nonmedis (seperti pisau cukur) yang tidak steril.

Bayi yang terinfeksi HBV memiliki risiko 90% berkembang menjadi Hepatitis B kronis jika tidak diobati. Oleh karena itu, pemberian HB0 segera setelah lahir menjadi intervensi penyelamatan nyawa.


Mengapa HB0 Harus Diberikan dalam 24 Jam Pertama?

  1. Mencegah Transmisi Vertikal: Ibu dengan Hepatitis B (HBsAg positif) dapat menularkan virus ke bayi saat persalinan. HB0 yang diberikan ≤24 jam efektif mencegah penularan hingga 95% jika disertai imunoglobulin (HBIG).
  2. Sistem Imun Bayi yang Rentan: Bayi baru lahir belum memiliki kekebalan yang matang, sehingga paparan HBV dapat menyebabkan infeksi berat.
  3. Efektivitas Optimal: Respon imun tubuh terhadap vaksin lebih baik jika diberikan sedini mungkin.

Menurut WHO, penundaan pemberian HB0 hingga lebih dari 24 jam meningkatkan risiko infeksi kronis pada bayi.


Jadwal Imunisasi Hepatitis B Lengkap

Selain HB0, imunisasi Hepatitis B dilanjutkan dengan dosis lanjutan untuk perlindungan maksimal:

  • HB0: Sekali, dalam 24 jam pertama setelah lahir.
  • HB1: Usia 2 bulan (bersamaan dengan vaksin DPT-HB-Hib).
  • HB2: Usia 3 bulan.
  • HB3: Usia 4 bulan.

Bayi yang lahir dari ibu HBsAg positif harus mendapat HB0 + HBIG dalam waktu ≤12 jam setelah lahir.


Manfaat Imunisasi HB0

  1. Mencegah Hepatitis B Kronis: Imunisasi dini mengurangi risiko infeksi seumur hidup yang bisa berujung pada sirosis atau kanker hati.
  2. Memutus Rantai Penularan: Bayi yang divaksin tidak menjadi sumber penularan ke keluarga atau lingkungan.
  3. Proteksi Jangka Panjang: Vaksin Hepatitis B memberikan kekebalan hingga 20 tahun atau seumur hidup.
  4. Menghemat Biaya Kesehatan: Biaya vaksinasi jauh lebih rendah daripada biaya pengobatan Hepatitis B kronis.

Data Kemenkes RI menunjukkan bahwa cakupan imunisasi HB0 di Indonesia mencapai 88,6% pada 2022, berperan besar dalam menekan kasus Hepatitis B pada anak.


Efek Samping yang Mungkin Terjadi

Imunisasi HB0 umumnya aman dengan efek samping ringan, seperti:

  • Kemerahan atau bengkak kecil di area suntikan.
  • Demam ringan (jarang terjadi).
  • Rewel atau sulit tidur sementara.

Reaksi alergi berat (misalnya syok anafilaksis) sangat langka, dengan insiden 1 per 1,1 juta dosis.


Kontraindikasi dan Pertimbangan Khusus

HB0 hanya ditunda jika bayi:

  • Lahir prematur dengan berat badan <2.000 gram (vaksin diberikan setelah kondisi stabil).
  • Mengalami sakit berat atau kelainan bawaan yang memerlukan perawatan intensif.
  • Memiliki riwayat alergi parah terhadap komponen vaksin (kasus sangat jarang).

Untuk bayi dengan kondisi medis tertentu, konsultasikan jadwal vaksinasi ke dokter.


Mitos vs Fakta Seputar HB0

  • Mitos: “Bayi yang lahir dari ibu negatif Hepatitis B tidak perlu HB0.”
    Fakta: HBV tidak hanya ditularkan dari ibu. Bayi tetap berisiko terpapar melalui lingkungan, transfusi darah, atau kontak dengan orang terinfeksi.
  • Mitos: “Vaksin HB0 menyebabkan kuning (jaundice) pada bayi.”
    Fakta: Kuning fisiologis pada bayi baru lahir umumnya disebabkan oleh ketidakmatangan hati, bukan imunisasi. HB0 tidak memicu jaundice patologis.
  • Mitos: “HB0 tidak penting karena penyakit Hepatitis B jarang terjadi.”
    Fakta: Indonesia termasuk negara dengan endemisitas Hepatitis B sedang-tinggi. Sekitar 7,1% penduduk Indonesia adalah carrier HBV (Riskesdas 2018).

Peran Orang Tua

  • Pastikan HB0 Diberikan Tepat Waktu: Konfirmasi ke tenaga kesehatan bahwa bayi telah divaksin sebelum pulang dari fasilitas bersalin.
  • Simpan Buku KIA (Kesehatan Ibu dan Anak): Catatan imunisasi diperlukan untuk memantau jadwal vaksinasi lanjutan.
  • Edukasi Keluarga: Jelaskan pentingnya HB0 kepada anggota keluarga untuk menghindari penolakan akibat mitos keliru.

Kesimpulan

Imunisasi HB0 adalah investasi kesehatan pertama yang diberikan kepada bayi untuk melindunginya dari ancaman Hepatitis B. Dengan cakupan vaksinasi tinggi, Indonesia dapat mencapai target eliminasi Hepatitis B pada 2030. Orang tua berperan krusial memastikan bayi mendapat HB0 tepat waktu dan melengkapi dosis lanjutan sesuai jadwal.

Jangan ragu berkonsultasi dengan dokter atau bidan jika ada pertanyaan seputar imunisasi. Ingat, mencegah Hepatitis B sejak lahir adalah hak setiap anak untuk hidup sehat!

Referensi: WHO, Kementerian Kesehatan RI, dan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI).

Share the Post:

Related Posts